Senin, 15 Oktober 2012

wewenang,delegasi,desentralisaai

Bab 1 WEWENANG
Wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.

Menurut para ahli wewenang adalah:
1.Menurut Louis A. Allen dalam bukunya, Management and Organization :
• Wewenang adalah jumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang didelegasikan pada suatu jabatan.
2.Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam bukunya, The Principles of Management Authority adalah suatu hak untuk memerintah / bertindak.
3.Menurut G. R. Terry :
• Wewenang adalah kekuasaan resmi dan kekuasaan pejabat untuk menyuruh pihak lain
supaya bertindak dan taat kepada pihak yang memiliki wewenang itu.
4.Menurut R. C. Davis dalam bukunya, Fundamentals of Management :
• Authority adalah hak yang cukup, yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan
suatu tugas/kewajiban tertentu. Jadi, wewenang adalah dasar untuk bertindak, berbuat dan melakukan kegiatan/aktivitas perusahaan. Tanpa wewenang orang-orang dalam perusahaan tidak dapat berbuat apa-apa
.
1.1   Dua pandangan yang saling berlawanan tentang sumber wewenang, yaitu:

1.Teori formal (pandangan klasik) Wewenang merupakan anugrah, ada karena seseorang diberi atau dilimpahi hal tersebut. Beranggapan bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang tinggi. Jadi pandangan ini menelusuri sumber tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber terakhir, dimana untuk organisasi perusahaan adalah pemilik atau pemegang saham.

2.Teori penerimaan (acceptance theory of authority)
Wewenang timbul hanya jika dapat diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang oleh yang dipengaruhi (influencee) bukan yang mempengaruhi (influencer). Jadi, wewenang tergantung pada penerima (receiver), yang memutuskan untuk menerima atau menolak



1.2   Beberapa jenis Kewenangan Dalam Organisasi

A. Line Authority (wewenang lini), yaitu
atasan langsung memberikan  wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan kebawah melelui tingkatan organisasi.
Dalam bagan organisasi, wewenang lini digambarkan oleh garis yang menghubungkan manajemen puncak sampai ke manajemen tingkat bawah.

B. Staff Authority (wewenang staf), yaitu hak staf atau spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi atau konsultasi pada personalia.
.Staff ahli biasannya merupaka istilah yang menggambarkan posisi tersebut. Staff ahli memberikan nasehat berdasarkan keahlian, pengalamana, atau riset dan analisis yang diperlukan,termasuk bantuan pelaksanaan kebijakan, monitor, dan pengendalian. seperti memberikan jasa advokasi bagi direktur contohnya konsultan manajement ,konsultan pajak.

Ada dua tipe staf, yaitu:

1.Staf pribadi (personal staf )
 Staf pribadi dibentuk untuk memberikan saran, bantuan dan jasa kepada seorang manajer. Staf pribadi biasa disebut asisten atau asisten staf yang mempunyai banyak tugas untuk atasan dan biasanya generalis.

2.Staf spesialis
Memberikan saran, konsultasi, bantuan, dan melayani seluruh lini dan unsur organisasi. Bertanggung jawab ke tingkatan-tingkatan organisasi yang bermacam-macam, seperti tingkatan divisi, tingkatan bagian, ataupun tingkatan cabang yang berdiri sendiri.

C. Functional Authority (wewenang fungsional)  yaitu hubungan terkuat yang dimiliki staf dengan satuan lini. Bila staf khusus diberi wewenang fungsional oleh menajemen puncak, maka dia mempunyai hak untuk memerintah satuan lini sesuai dengan kegiatannya.
seperti di bagian keuangan walaupun hanya melakukan tanggung jawab di bagian pencatatan berbagai transaksi ,tetapi dapat pula melakukan pengawasan dan pengkontrolan di bagian lain yang terkait dalam keuangan.


            1.3  Bentuk Struktur Lini  dan Staff
Bentuk Struktur organisasi dapat dibagi menjadi 6 golongan, yaitu:
1.       Organisasi Lini
2.       2.Organisasi Fungsional
3.       Organisasi Lini dan Staff.
4.       Organisasi Fungsional dan Lini
5.       Organisasi Matrik.
6.       Organisasi Komite

1. Organisasi Lini
Organisasi Lini atau garis adalah bentuk organisasi yang didalamnya terdapat garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan ke bawahan.
Ciri-cirinya:
a)      Jumlah karyawannya sedikit.
b)      Selain top manajer , manajer dibawahnya hanya sebagai pelaksana.
c)       Sarana dan alatnya terbatas .
d)      Hubungan atasan dan bawahan bersifat langsung.
e)      Bentuk lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah sebagai top manajer.




Kebaikannya:
v  Atasan dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando.
v  Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar.
v  Proses decesion making berjalan cepat.
v  Disiplin dan loyalitas tinggi.
v  Rasa saling pengertian antar anggota tinggi.

b. Keburukannya:
v  Ada tendensi gaya kepernimpinan otokratis.
v  Pengembangan kreatifitas karyawan terhambat.
v  Tujuan top manajer sering tidak bisa dibedakan dengan tujuan organisasi.
v  Karyawan tergantung pada satu orang dalam organisasi.

2. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional adalah suatu organisasi di mana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus.

Ciri-ciri organisasi fungsional adalah sebagai berikut:
1. Organisasi kecil.
2. Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli.
3. Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas.
4. Target yang hendak dicapai jelas dan pasti.
5. Pengawasan dilakukan secara ketat.


a. Kebaikan
v  Program tearah, jelas dan cepat.
v  Anggaran, personalia, dan sarana tepat dan sesuai.
v  Kenaikan pangkat pejabat fungsional cepat.
   b. Keburukan
v  Pejabat fungsional bingung dalam mengikuti prosedur administrasi.
v  Koordinasi sulit dilaksanakan.
v  angkat pejabat fungsional  lebih tinggi dibandingkan kepala unit sehingga  inspeksi sulit dilaksanakan. 
             
3. Organisasi Garis dan Staff
Organisasi lini dan staff adalah suatu bentuk organisasi di mana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dan sepenuhnya dari pucuk pimpinan ke kepala bagian di bawahnya serta masing-masing pejabat, manajer ditempatkan satu atau lebih pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagai penasihat, misalnya mengenai masalah kearsipan, keuangan, personel dan sebagainya.




Ciri-ciri organisasi ini adalah:
o   Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya secara angsung.
o   Karyawan banyak.
o   Organisasi besar.
  Ada dua kelompok kerja dalam organisasi sehingga ditekankan adanya
           spesialisasi:
              a. Personel lini.
        b. Personel staf.

Kebaikan
1.       Ada pembagian tugas yang jelas.
2.       Kerjasama dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas.
3.       Pengembangan bakat segenap anggota organisasi terjamin.
4.       Staffing dilaksanakan sesuai prinsip the right man on the right place.
5.       Bentuk organisasi ini fleksibel untuk diterapkan.
Keburukannya
a.       Tugas pokok orang-orang sering dinomorduakan.
b.      Proses decesion makin berliku-liku.
c.       Jika pertimbangan tidak terkontrol maka sering menimbulkan nepotism spoil­system patronage.
d.      Persaingan tidak sehat antara pejabat yang satu dengan pejabat lainnya
4. Organisasi Fungsional dan garis
Organisasi fungsional dan garis adalah bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian di bawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang koor­dinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian. 


  Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
§  Tidak tampak adanya pembedaan tugas pokok dan bantuan.
§  Spesialisasi secara praktis pada pejabat fungsional.
§  Pembagian kerja dan wewenang tidak membedakan perbedaan tingkat eselon.

Kebaikan organisasi fungsional dan lini adalah :
§  Solodaritas tinggi.
§  Disiplin tinggi.
§  Produktifitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimum.
§  Pekerjaan-pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan.
  
Keburukannya adalah sebagai berikut:
§  Kurang fleksibel dan tour of duty.
§  Pejabat fungsional akan mengalami kebingungan karena dikoordinasikan oleh lebih dari satu orang.
§  Spesialisasi memberikan kejenuhan.

5. Organisasi Matrik
Organisasi matrik disebut juga sebagai organisasi manajemen proyek yaitu or­ganisasi di mana penggunaan struktur organisasi menunjukkan di mana para spesialis yang mempunyai ketrampilan di masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan dikum­pulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan.
Organisasi matrik digunakan berdasarkan struktur organisasi staf dan lini khususnya di bidang penelitian dan pengembangan.
Organisasi matrik akan menghasilkan wewenang ganda di mana wewenang horison­tal diterima manajer proyek sedangkan wewenang fungsionalnya yaitu sesuai dengan keahliannya dan tetap akan melekat sampai proyek selesai, karena memang terlihat dalam struktur formalnya. Sebagai akibat anggota organisasi matrik mempunyai dua wewenang, hal ini berarti bahwa dalam melaksanakan kegiatannya para anggotanya juga harus melaporkan kepada dua atasan.Untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul, biasanya manajer proyck diberi jaminan untuk melaksanakan wewenangnya dalam memberikan perintah di mana manajer proyek tersebut akan langsung lapor kepada manajer puncak.


Kebaikan organisasi matrik adalah:
Pada fleksibelitas dan kemampuannya dalam memperhatikan masalah-masalah yang khusus maupun persoalan teknis yang unik serta pelaksanaan kegiatan organisasi matrik tidak mengganggu struktur organisasi yang ada.
Kelemahannya akan timbul kalau :
Manajer proyek tak bisa mengkoor­dinir berbagai bagian yang berbeda hingga  menghadapi kesulitan dalam mengembangkan team yang terpadu dikarenakan penyimpangan pclaksanaan perintah untuk masing-masing individu.Untuk mengatasi kesulitan yang mungkin timbul, maka manajer proyek biasanya diberi wewenang khusus yang penting, misalnya: dalam menentukan gaji, mempromosikan atau melakukan perlakuan personalia.

6. Organisasi komite
Organisasi komite adalah bentuk organisasi di mana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board dengan pluralistic manajemen.
 Organisasi komite terdiri dari:
1.      Executive Committe ( Pimpinan komite ) yaitu para anggotanya mempunyai wewenang lini.
2.      Staff CommitteYaitu orang-orang yang hanya mempunyai wewenang staf
.
Kebaikan oraganisasi komite adalah:
 
1.       Pelaksanaan decision making berlangsung baik karena terjadi musyawarah dengan pemegang saham maupun dewan.
2.       Kepemimpinan yang bersifat otokratis sangat kecil.
3.      Dengan adanya tour of duty maka pengembangan karier terjamin.

 Keburukannya adalah:
1.       Proses decesion making sangat lamban.
2.       Biaya operasional rutin sangat tinggi.
3.       Kalau ada masalah sering kali terjadi penghindaran siapa yang bertanggung jawab.

1.4 Konflik lini dan staff
Adanya berlangsungnya konflik yang terjadi di antara mereka yang ada di bagian lini dan staff,meraka yang di bagian lini kadang kala lebih mengetahui apa yang terjadi di lapangan,sehingga pada saat ketika di berikan masukan dari mereka yang memiki wewenangan staff,dan maka mereka yang ada di bagian lini tidak langsung mengikuti apa yang di anjurkan oleh staff yang telah memberikan masukan tersebut maupun konsultan .
Mungkin saja konflik terjadi tidak hanya antara lini dan staff,mungkin saja antar lini maupun antar staff
 1.5 Penyebab timbul nya terjadi konflik  diantara nya sebagai berikut:

Faktor-faktor tersebut meliputi :
1.       Perbedaan umur dan pendidikan. Orang-oranh lini biasanya lebih muda dan lebih berpendidikan daripada orang staf, sehingga menimbulkan “generation gap”
2.       Perbedaan tugas, dimana orang lini lebih teknis dan generalis sedang staf spesialis. Hal ini menimbulkan kejadian-kejadian sebagai berikut :
a)      Karena staf sangat spesialis, munkin menggunakan istilah-istilah dan  bahasa yang tidak dapat dipahami orang lini.
b)      Orang lini mungkn merasa bahwa staf spesialis tidak sepenuhnya   mengerti masalah-masalah lini dan menganggap saran mereka tidak dapat diterapkan atau dikerjakan.
3.       Perbedaan sikap, ini  tercermin pada :
a.       Orang staf cenderung memperluas wewenangnya dancenderung  memberikan perintah-perintah kepada orang lini untuk membuktikan eksistensinya.
b.      Orang staf cenderung merasa yang paling berjasa untuk gagasan-gagasan yang diimplementasikan oleh lini; sebaliknya, orang lini mungkin tidak menghargai peranan staf dalam membantu pemecahan masalah-masalahnya.
c.       Orang staf selalu merasa dibawah perintah orang lini; dilain pihak orang lini selalu curiga bahwa orang staf ingin memperluas  kekuasaannya.
4.       Perbedaan posisi. Manajemen pubcak mungkin tidak mengkomunikasikan secara jelas luasnya wewenang staf dalam hubungannya dengan lini. Padahal organisasi departemen staf ditempatkan relatif pada posisi tinggi dekat manajemen puncak. Departemen lini dengan tingkatan lebih rendah cenderung tidak senang dengan hal tersebut.

            Bab2  Kekuasaan
Kekuasaan Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan atau kejadian. Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenag akan menyebabkan konflik dalam organisasi.


2.1 Secara umum ada dua bentuk kekuasaan:
1. . Kekuasaan pribadi
Didapat dari pengikut dan didasarkan atas seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan merasa terikat pada seorang pemimpin.
2.  Kekuasaan posisi
Didapat dari wewenang formal suatu organisasi. Besarnya kekuasaan tergantung dari wewenang yang didelegasikan kepada individu yang menduduki posisi tersebut.
contoh tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku orang lain atau kelompok,jika perubahan yang telah  di lakukan itu mengalami perubahan yang positif  yang di telah di terapkan.

2.2 SUMBER-SUMBER KEKUASAAN diantara berikut:

a)      Kekuasaan balas jasa ( reward power ) berupa uang, suaka, perkembangan karier dan sebagainya yang diberikan untuk melaksanakan perintah atau persyaratan lainnya. memberi penghargaan kepada orang lain, untuk melaksanakan perintah/memenuhi
persyaratan prestasi kerja.

b)      Kekuasaan paksaan ( Coercive power ) berasal dari apa yang dirasakan oleh seseorang bahwa hukuman ( dipecat, ditegur, dan sebagainya ) akan diterima bila tidak melakukan perintah,
c)      Kekuasaan sah ( legitimate power ) Berkembang dari nilai-nilai intern karena seseorang tersebut telah diangkat sebagai pemimpinnya. kekuasaan ini ada jika seseorang karyawan atau orang yang dipengaruhi mengakui bahwa orang yang mempengaruhi memang berhak untuk menggunakan pengaruh dalam batas-batas tertentu.
d)      Kekuasaan pengendalian informasi ( control of information power ) berasal dari pengetahuan yang tidak dipercaya orang lain, ini dilakukan dengan pemberian atau penahanan informasi yang dibutuhkan.
e)      Kekuasaan panutan ( referent power ) didasarkan atas identifikasi orang dengan pimpinan dan menjadikannya sebagai panutan.
f)       Kekuasaan ahli ( expert power ) yaitu keahlian atau ilmu pengetahuan seseorang dalam bidangnya.
Pengaruh (influence) adalah suatu transaksi sosial dimana seseorang atau kelompok dibujuk oleh seseorang atau kelompok lain untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan mereka yang mempengaruhi.
Batasan-batasan internal dan eksternal untuk wewenang dan kekuasaan
Internal
Eksternal
Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi
Anggaran
Kebijaksanaan, peraturan, dan prosedur
Deskripsi jabatan
Undang-undang dan peraturan-peraturan pemerintah
Perjanjian kerja kolektif
Perjanjian dengan dealer, suplier, dan pelanggan

Bab3  Delegasi Wewenang
Delegasi wewenang, diartikan sebagai proses pengalihan/pelimpahan  wewenang dari atasan  kepada orang yang ditunjuk. Untuk mencapai tujuan organisasi yang efektif dan efisien, maka perlu adanya pendelegasian tugas dari atasan ke bawahan. Pendelegasian tugas ini juga harus diikuti dengan pendelegasian wewenang.

. Delegasi wewenang bukan merupakan pelepasan tanggung jawab.
Definisi Delegasi menurut para ahli :
a. Menurut Ralph C. Davis :Pendelegasian wewenang hanyalah tahapan dari suatu proses ketika penyerahan
wewenang berfungsi melepaskan kedudukan dengan melaksanakan pertanggung jawaban.
b. Menurut Louis A. Allen :Pendelegasian adalah proses yang diikuti oleh seorang manajer dalam pembagian kerja yang ditimpakan padanya, sehingga ia dapat memperoleh orang-orang lain untuk membantu pekerjaan yang tidak dapat ia kerjakan


c.Delegasi kepada penguasa otorita
Delegasi adalah pelimpahan pengambilan keputusan dan kewewenangan manajerial untuk melakukan tugas –tugas khusus kepada suatu organisasi yang secara langsung berada di bawah pengawasan pusat.
3.1 Hal yang  perlu diperhatikan dalam mendelegasikan suatu kegiatan kepada orang yang ditunjuk yaitu:
a.  Menetapkan dan memberikan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan
b.   Melimpahkan sebagian wewenangnya kepada orang yang ditunjuk
c.   Orang yang ditunjuk mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan agar tercapai tujuan.
d.    Menerima hasil pertanggung jawaban bawahan atas kegiatan yang dilimpahkan

Beberapa alasan yang mendasari manajer mau mendelegasikan tugasnya kepada orang lain, yaitu:

·         Tugas manajer bukan hanya satu kegiatan saja, oleh karena itu tugas yang dianggap orang lain bisa melakukannya, dilimpahkan kepada orang yang ditunjuk.
·         Manajer lebih memperhatikan pada tugas-tugas yang perlu penanganan lebih serius dan penting demi kelangsungan organisasi.
·         Manajer tidak harus mempelajari semua permasalahan dan pengetahuan karena adanya keterbatasan.
·         memungkinkan manajer dapat mencapai lebih dan bila mereka menangani setiap tugas sendiri.
·         Agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien.
·         Manajer dapat memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
·         Bawahan dapat tumbuh, berkembang dan alat untuk belajar dari kesalahan


3.1 Prinsip-prinsip Klasik untuk mencapai Pendelegasian yang Efektif.

Ø  Prinsip Skalar. Perlu adanya garis wewenang yang jelas agar tidak membingungkan orang yang menerima pendelegasiaan.
Ø  Prinsip kesatuan Perintah. Satu tugas satu kepala, kepada siapa pertanggung jawaban ini diberikan.
Ø  Tanggung jawab, Wewenang dan Akuntabilitas. Tanggung jawab untuk tugas-tugas tertentu diberikan ke tingkat organisasi paling bawah. Bagi orang yang menerima pelimpahan tugas harus diberi wewenang yang cukup, sehingga dia dapat mempertanggung jawabkan tugasnya pada atasan.

Bab 4 SENTRALISASI VERSUS DESENTRALISASI

Sentralisasi  berarti ada pemusatan dalam pendelegasian wewenang pada tingkat atas, Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama

Kelebihan sistem ini adalah di mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.
 
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi, desentralisasi berhubungan dengan sampai dimana manajer melimpahkan wewenangnya kepada bawahan, apakah hanya sampai dikepala bagian, kepala divisi atau kepala cabang dan lain sebagainya.

Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada didaerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat. 

Namun kekurangan dari sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya mementingkan kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
               

4.1Beberapa faktor yang mempengaruhi derajat Desentralisasi, yaitu:

a)      Filsafat manajemen. Ada sebagian manajer yang otokratik dan menginginkan pengawasan pusat yang kuat.
b)      Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi.  Bila semua keputusan dipegang oleh manajemen puncak, maka organisasi tidak mungkin dapat barjalan efisien dan efektif, karena bila ada masalah yang mendesak harus lewat manajer puncak yang tentunya memakan waktu yang lama.
c)       Strategi dan lingkungan organisasi. Faktor ini sangat penting sekali dalam menentukan bentuk yang akan diambil, yang selanjutnya akan mempengaruhi derajat desentralisasi.
d)      Penyebaran geografis organisasi. Semakin menjebar geografis cendrung organisasi menggunakan desentralisasi, karena keputusan yang akan diambil lebih baik bila sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
e)      Keanakaragaman produk dan jasa. Semakin banyak jenis dan macam produk cendrung untuk menggunakan system desentralisasi, sebaliknya jika semakin tidak beraneka produk yang dihasilkan cendrung menggunakan sentralisasi.
f)       Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif. Bila peralatan yang tersedia berkurang organisasi cendrung menggunakan system sentralisasi, karena sulit untuk memonitor semua kegiatan yang dihasilkan.
g)      Karakteristik organisasi lainnya. Tergantung pada masing-masing organisasi yang berhubungan dengan pembuatan keputusan, biaya dan lain sebagainya.

1 komentar: